CHILL (Collaboration Hub Innovation Learning Lab) merupakan salah satu kerjasama antara Universitas Brawijaya dengan Jasa Raharja dalam bentuk program edukasi berbasis studi independen. Dibentuk dan diumumkan pada Kamis (8/02/2024), 20 peserta diumumkan lolos menjadi bagian dari CHILL Batch 1. Dengan dibentuknya program ini diharapkan para peserta dapat menciptakan prototype yang dapat mengatasi problem statement di lingkungan masyarakat. Nantinya 20 peserta tersebut akan dibagi menjadi 5 kelompok, masing- masing kelompok akan berdiskusi bersama dan menciptakan inovasi baru sebagai hasil dari problem statement.
Sebelum terjun pada problem statement, para peserta diberikan pengantar mengenai sustainability, risk management, technological innovation, problem solving and decision making, managing IT, leadership, business communication. Pemberian pembelajaran ini, ditujukan untuk seluruh peserta yang tidak memiliki basis dalam teknologi dan meningkatkan komunikasi dalam berdiskusi. Sehingga dapat mendorong para peserta untuk memahami, mempelajari dan menemukan kunci dari problem statement yang akan diberikan oleh para narasumber. Pembelajaran ini dilakukan selama 5 pertemuan dan dilanjutkan dengan penyampaian problem statement oleh narasumber.
Penyampaian problem statement diberikan oleh narasumber yang terjun langsung dalam melayani masyarakat. Narasumber tersebut terdiri dari pihak kepolisian kota Malang, pihak Rumah Sakit Hermina Tangkubanprahu, Supeltas, Dinas Perhubungan, akademisi transportasi Universitas Brawijaya dan Honda Motor. Beberapa narasumber tersebut memiliki problem statement yang bervariasi. Dengan adanya berbagai problem statement tersebut diharapkan para peserta dapat menggunakanya sebagai ide untuk prototype dengan mempertimbangkan pengetahuan pengantar yang telah diberikan.
Para peserta diberikan waktu dalam berdiskusi mandiri dan menciptakan prototype dengan mempertimbangkan problem statement dan pengetahuan dasar yang telah diberikan. Memanfaatkan fasilitas dan pengetahuan, para peserta telah mampu menciptakan problem statement yang akan diselesaikan dengan masing-masing prototype yang diberikan dan dimentoring oleh pihak Jasa Raharja untuk dapat mengembangkan dan mengawasi jalannya prototype yang telah disusun. Dengan adanya mentor, para peserta dapat terus mengevaluasi dan menciptakan prototype yang diharapkan dapat berguna dan digunakan di masyarakat kedepannya.